PEKERJAAN SOSIAL

INTERVENSI PEKERJAAN SOSIAL


·         Intervensi Pekerjaan Sosial adalah aktivitas profesional Pekerjaan Sosial yang dikenakan/ditujukan kepada orang, baik secara individu, kelompok, maupun masyarakat, baik yang bersifat residual ataupun institusional, baik langsung maupun tidak langsung, baik preventif, kuratif-rehabilitatif, developmental-edukatif, maupun preventif, yang dilandasi oleh seperangkat ilmu pengetahuan dan ketrampilan, dan kode etik profesi.
·         Dalam intervensi ini terkandung berbagai aspek atau dimensi, seperti : bidang garapan, proses, prinsip, strategi, fungsi, metode, dll.

1. Pendekatan Pekerjaan Sosial
·  Dualistic Approach
Pendekatan ini didasari asumsi bahwa “Masalah yang dihadapi manusia adalah hasil interaksi sosial manusia (penyandang masalah) dengan lingkungannya”, oleh karena itu pemecahan masalah harus diawali dengan memandang manusia dan lingkungannya sekaligus, dan pemecahan masalah harus dilakukan terhadap penyandang masalah dan lingkungannya sekaligus.

·  Holistic Approach/Comprehensive Approach
Pendekatan ini didasari asumsi bahwa “Setiap masalah yang dihadapi manusia tidak pernah berdiri sendiri atau tunggal”, artinya satu masalah selalu terkait dengan masalah lain atau mencakup beberapa aspek/dimensi manusia. Oleh karena itu pemecahan satu masalah harus dikuti dengan pemecahan masalah lain yang terkait atau menyeluruh atau secara luas.

2. Sistem-Sistem Dasar Pekerjaan Sosial
Sistem-sistem dasar pekerjaan sosial atau 4 sistem dasar pekerjaan sosial dapat dikatakan sebagai penjabaran dari pendekatan dualistik dan sekaligus pendekatan wholistik/komprehensif.
Jika dianalogikan dengan bidang kedokteran, Pekerja Sosial yang sedang membantu orang memecahkan masalahnya, ibarat dokter yang sedang menangani/menyembuhkan penyakit pasiennya. Pasien dari Pekerja Sosial disebut Klien, sedangkan Pekerja Sosial disebut Pelaksana Perubahan.
Untuk menyembuhkan penyakit pasiennya, dokter cukup memberikan perlakuan kepada pasiennya saja (pendekatan monolistik), tetapi Pekerja Sosial tidak dapat/boleh menggunakan pendekatan monolistik. Sesuai dengan asumsi yang mendasari, satu masalah yang dihadapi orang pasti melibatkan atau terkait dengan interaksinya dengan lingkungannya. Artinya masalah itu hasil interaksi keduanya. Oleh karena itu keduanya harus diberi perlakuan.
Masalah manusia selalu multidimensional atau kompleks, artinya mencakup/melibatkan aspek lain. Pekerjaan Sosial hanya kompeten di bidangnya. Kompetensi bidang lain harus diserahkan pada porfesi lain yang kompeten dengan bidang masalahnya.

·  Sistem Pelaksana Perubahan (Change Agent System)
Sekelompok orang yang tugasnya memberikan bantuan atas dasar keahlian yang berbeda-beda dan bekerja dengan sistem yang berbeda ukurannya.
·  Sistem Klien (The Client System)
Orang (perseorangan, keluarga, kelompok, masyarakat yang di samping menjadi penerima bantuan jga merupakan sistem yang meminta bantuan bantuan.
·  Sistem Sasaran
Sistem sasaran adalah orang-orang yang dijadikan sasaran perubahan atau pengaruh , agar tujuan dapat dicapai.
·        Sistem Kegiatan ( orang-orang yang bersama-sama dengan pekerja sosial berusaha untuk menyelesaikan  tugas-2 dan mencapai tujuan dan mencapai tujuan usaha perubahan)

Empat Sistem Dasar Didalam Pekerjaan Sosial 

Seorang Pekerja Sosial harus mampu merespon masalah dan kebutuhan manusia dalam masyarakat yang senantiasa berubah, meningkatkan keadilan dan hak azasi manusia, serta mengubah struktur masyarakat yang menghambat pencapaian usaha dan tujuan kesejahteraan sosial. Oleh karena itulah dalam prakteknya, Pekerja Sosial harus mau dan mampu menyelenggarakan kegiatan - kegiatan profesional dari, bagi dan bersama individu, keluarga, kelompok sosial, organisasi sosial dalam mencapai tujuan sosial dan menciptakan kondisi yang kondusif untuk mencapai tujuan - tujuan tersebut.
" If you have come to help me you can go home again. But if you see my struggle as part of your own survival then perhaps we can work together." (Australian Aborigine Woman).

Terdapat dua fokus utama yang mewarnai pendekatan pekerjaan sosial. Pertama, pekerja sosial senantiasa melihat manusia dalam konteks sistem, yakni interaksi antara individu dengan sistem lingkungannya. "The focus of social work practice is on the interaction between people and systems in the social environment," demikian menurut Pincus dan Minahan dalam bukunya yang sangat monumental, Social Work Practice: Model and Method (1973 : 3). Menurut DuBois dan Miley (1992:273). "Social workers engage problem solving at all system levels and therefore employ differential roles in their consultative capacity with each client system." Pekerja sosial meyakini bahwa lingkungan fisik, sosial maupun organisasional memperngaruhi kemampuan orang dalam menjalankan peran dan fungsi sosialnya. Karenanya, pekerja sosial berupaya untuk menciptakan dan atau memobilisasi sistem lingkungan tersebut agar mampu menyediakan bagi pencapaian aspirasi dan potensi setiap individu dalam memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Kedua, sejalan dengan prinsip pekerjaan sosial, yakni "to help people to help them selves", tujuan pekerjaan sosial senantiasa diarahkan sedemikian rupa agar klien mampu menolong dirinya sendiri. Menurut DuBois dan Miley (1992:5) orientasi tujuan pekerjaan sosial adalah:
  • Help people enlarge their competence and increase their problem-solving and coping abilities.
  • Helping people obtain resources.
  • Make organization responsive to people.
  • Facilities interaction between individuals and other in their environment.
  • Influences interactions between organization and institusion.
"generalist social workers possess an integrated view of person and environment and use appropriate view interventions to empower consumers at all social system levels. Generalists regard client systems in relation to the social milieu, view problems in the context of the situation, and seek solutions within both personal and enviromental structures." (Brenda Dubois & Karla Krogsrud Milley, Social Work : An Empowering Profession, 1992).

Fokus pertama pekerja sosial yang menekankan pada interaksi manusia dengan lingkungan sosial melahirkan wacana sistem dasar praktek pekerjaan sosial. Fokus kedua yang berpijak pada pemandirian klien, memunculkan wacana pemberdayaan klien. Dengan demikian, sistem dasar dalam pekerjaan sosial harus dilihat dalam konteks pemberdayaan klien. Kedua fokus tersebut merupakan pembeda antara pendekatan pekerjaan sosial dengan pendekatan - pendekatan profesi pertolongan lainnya.

Sistem Dasar
Sistem adalah "a group of related parts which work together forming a whole." (Longman, 1987). Keberadaan manusia sangat tergantung pada berbagai sistem linkungan yang ada di sekitar kehidupannya. Sistem lingkungan dapat menyediakan sumber - sumber material, emosional atau spiritual, serta pelayanan dan kesempatan yang diperlukan dalam memenuhi aspirasi dan kebutuhannya. Sistem lingkungan memiliki fungsi dan peranan strategis dalam spektrum praktek pekerjaan sosial. Apapun masalah yang dihadapi klien, apapun pendekatan dan metode pekerjaan sosial mesti mepertimbangkan keterpaduan sistem tersebut sebagai media dalam proses pertolongan profesionalnya.
Peran profesional pekerjaan sosial adalah memenenj sistem lingkungan tersebut agar bermakna bagi pencapaian tujuan pertolongan pekerjaan sosial. Dalam perspektif pekerjaan sosial, sistem lingkungan yang memiliki kontribusi signifikan dalam proses dan praktek pekerjaan sosial sering kali disebut dengan sistem dasar. Sistem dasar ini merupakan significant factors yang harus diidentifikasi dan diklarifikasi oleh pekerjaan sosial dalam menjalankan peran - peran profesionalnya. Pincus dan Minahan (1973: 53-68) membagi sistem dasar ke dalam empat jenis, yaitu :
  1. Sistem Pelaksana Perubahan (change agent system). The change agent and the people who are part of his agency or employing organization. Menurut Lippit, Watson, Westley (1958:12), sistem pelaksana perubahan adalah sekelompok orang yang tugasnya memberi bantuan atas dasar keahlian yang berbeda - beda dan bekerja dengan sistem yang berbeda-beda pula ukurannya. Seorang pekerja sosial dapat disebut sebagai pelaksana perubahan (change agent), sementara itu lembaga - lembaga kesejahteraan sosial yang mempekerjakan disebut sebagai sistem pelaksana perubahan.
  2. Sistem Klien (client system). People who sanction or ask for the change agen't service, who are the expected beneficiaries of service, and who have a working agreement or contract with the change agent. Sitem klien dapat merupakan individu, kelompok, keluarga, organisasi atau masyarakat yang memita bantuan atau pelayanan kepada sistem pelaksana perubahan.
  3. Sistem Sasaran (target system). People who need to be change to accomplish the goals of change agent. Sistem sasaran adalah pihak - pihak yang dapat dijadikan sasaran perubahan, atau dijadikan media yang dapat mempengaruhi proses pencapaian tujuan pertolongan.
  4. Sistem Kegiatan (action system). The change agent and the people he works with and through to accomplish his goals and influence the target system. Sistem kegiatan menunjuk pada orang - orang yang bekerjasama dengan pekerja sosial untuk melakukan usaha - usaha perubahan melalui pelaksaan tugas - tugas atau program kegiatan.
Pengidentifikasi dan pengklasifikasi sistem - sistem dasar ini dalam prakteknya tidaklah bersifat alternatif, melainkan seringkali bersifat selektif, kumulatif, dan bahkan overlapping. Penentuan sistem klien dan sistem sasaran, misalnya, tidak jarang bersifat tumpang tindih. Misalnya, dalam kasus orang tua yang meminta bantuan Pekerja Sosial untuk menyembuhkan anaknya yang terlibat kenakalan remaja, dapat diidentifikasi bahwa orang tua adalah sistem klien dan anaknya adalah sistem sasaran. Namun demikian, manakala Pekerja Sosial melihat bahwa ternyata kenakalan anak tersebut disebabkan oleh kelalaian orang tuanya dalam memperhatikan anaknya, maka anak dapat menjadi sistem klien, sedangkan orang tuanya menjadi sistem sasaran.

Dalam kasus lain, sistem klien dan sistem sasaran dapat sama sekali berbeda. Misalnya, Pekerja Sosial yang terlibat dalam pengentasan kemiskinan melalui program kemitraan pengusaha kecil dan besar di suatu desa dapat mengklasifikasi pengusaha kecil di desa tersebut sebagai sistem klien, sedangkan yang menjadi sistem sasarannya adalah para pengusaha besar.

Konsepsi mengenai sistem dasar ini menunjukan bahwa pendekatan pekerjaan sosial bersifat komprehenship dan holistik. Agar proses pertolongan pekerjaan sosial berjalan secara optimal, maka Pekerja Sosial harus mampu memobilisasi dan mendayagunakan setiap sistem dasar ini secara terintegrasi dan harmoniosasi.

Recent Posts